Sebuah resto di bilangan Timoho mendadak ramai riuh rendah pada Sabtu siang (29/1-2022), betapa tidak sekitar 50 an perempuan yang berprofesi sebagai pengemudi Ojek Online atau Ojol mengadu kepada anggota DRPRD Kota Jogja Rini Hapsari terkait berbagai persoaan yang dihadapinya dalam menjalani profesi tersebut.
Anik salah satunya mengeluhkan tentang kesulitan kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib para pengemudi ojol ini .
“Kalau bisa bantuan saja, Bu. Sembako sebulan sekali biar meringankan beban kita, ongkos kirim menurun ini piye gitu,” ucap Anik yang disambut dengan aplaus rekan-rekannya.
Ada pula yang mengungkapkan kekhawatiran adanya bayang-bayang kekerasan jalanan (klithih) serta pelecehan seksual, karena tidak sedikit perempuan-perempuan tangguh itu bekerja keras bahkan ngalong, mengaspal tengah malam hingga Subuh. Semua itu demi mencari nafkah untuk keluarganya.
Pengemudi ojol lainnya, Rini, mengungkapkan saat operator menurunkan tarif sementara pihaknya masih banyak kebebanan operasional termasuk harus bayar parkir ketika mengambil orderan.
Menanggapi berbagai keluhan para permpuan pengemudi ojol tersebut juga Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC Partai Demokrat Kota Yogyakarta Rini Hapsari memberikan apresiasi perempuan ojol yang mestinya sebagai tulang rusuk harus juga menjadi tulang punggung keluarga.
Rini yang merupakan anggota Komisi B DPRD Kota Jogja juga memberikan motivasi serta memberi semangat agar tetap kuat dan tidak menyerah.
“Menjadi perempuan harus tangguh. Kita harus tampil tangguh luar dalam. Di sini semua hebat. Jangan mau kita dilecehkan. Dalam segi apapun kita harus berani,” ucap Rini.
Terkait ketentuan tarif, Rini Hapsari mengakui hal itu merupakan ranah kewenangan pusat namun demikian dia akan berupaya menyampaikan aspirasi mengenai batas bawah Rp 7.000 sampai Rp 9.000 itu. Bagaimana pun, ketentuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu mestinya dipatuhi.
“Kita akan mencoba membawa ke atas, yang lebih berkompeten. Insyaallah Partai Demokrat mungkin bisa membantu,” ucap wanita berusia 59 tahun itu.
Soal kekhawatiran kejahatan jalanan dan pelecehan seksual, menurut dia, DPC Partai Demokrat Kota Yogyakarta memiliki tim advokasi.
“Sesama perempuan kita harus bisa saling ngemong, menghormati, guyub dan saling menguatkan untuk tujuan hidup yang baik. Kita punya sesuatu yang lebih yang mereka tidak punya. Kita bisa berprestasi dari apa yang kita miliki,” lanjut Rini .
Kepada wartawan di sela-sela acara, Rini Hapsari menyatakan, ada beberapa aspirasi yang tidak mungkin bisa diselesaikan oleh wakil rakyat melainkan perlu dukungan dari pemangku wilayah keamanan.
“Ada beberapa yang tidak mungkin kami lakukan sendiri tetapi kami akan bantu dan mencoba menyalurkan aspirasi. Saya akui, saya apresiasi, saya ini belum apa-apa dibandingkan mereka, tulang rusuk yang menjadi tulang punggung,” ungkapnya.
Soal aspirasi bansos, menurut dia, bisa dikomunikasikan dengan mitra Komisi B DPRD Kota Yogyakarta. Sebut saja salah satunya Bank Jogja, agar dapat mengalokasikan dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk mereka.
Dalam kesempatan itu, perempuan pengemudi ojol sepakat mendeklarasikan wadah yang diberi nama Joper (Jogja Ojol Perempuan) sekaligus sebagai tempat penyelesaian keluh kesah., mereka juga menyampaikan sikap menolak pelecehan seksual dan kejahatan jalanan. (dwi)
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co