Pandemi COVID-19, menyebabkan kondisi perekonomian Agus Fathurrohman limbung. Usaha pembuatan batik yang ia beri nama Sinar Abadi Batik (SAB) mengalami penurunan omzet yang cukup tajam. Ia lantas memutar otak supaya SAB tidak bangkrut. Salah satunya dengan banting stir membikin masker kain.
Uniknya masker kain bikinan UMKM asal Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah itu menampilkan motif batik khas Kulonprogo, yaitu geblek renteng. Masker ini juga tergolong tebal dan tidak mudah tembus karena dilapisi tiga kain katun. Selain itu masker ini juga bisa dicuci sehingga dapat digunakan berulang kali.
"Kami menggunakan kain katun kualitas terbaik sehingga nyaman saat digunakan," ujar Agus, saat ditemui awak media di galeri batik SAB, Lendah, beberapa waktu lalu.
Agus menuturkan produk yang ia namai Masker Bela Beli itu baru sepekan ini diproduksi. Alasannya membikin masker ini karena demi bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi corona.
Dia menuturkan Sebelum pandemi corona, dalam sebulan SAB bisa memproduksi sekitar 1.000 lembar kain batik jenis cap dan tulis. Sementara harga yang dipatok untuk satu lembar kain berkisar Rp 150.000 sampai Rp1 juta. Dengan jumlah produksi dan harga segitu, omzet UMKM ini dapat mencapai minimal Rp15 juta per bulan.
Namun, kini SAB hanya bisa memproduksi 400 sampai 500 lembar kain batik, dengan omzet tak sampai Rp15 juta. Imbasnya ia terpaksa merumahkan sebagian karyawannya. Beberapa tenaga tetap diminta bekerja tapi menggunakan sistem shift, satu minggu masuk satu minggu libur.
Baca Selengkapnya HarianJogja
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co