Upacara adat di Sleman merupakan ritual rutin yang dilakukan dari tahun ke tahun. Bahkan, beberapa upacara adat tersebut ada yang sudah diselenggarakan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang mereka.
Namun, upacara adat di Sleman bukan dilakukan hanya sebatas perhelatan akbar saja. Upacara tersebut memiliki makna mendalam yang sama sekali tidak boleh dilewatkan.
Penasaran apa saja upacara adat yang ada di Sleman? Simak selengkapnya di sini.
Saparan Bekakak Gamping
sumber:infopublik.id
Ini merupakan upacara adat di Sleman yang dilaksanakan pada hari Jumat di bulan Sapar. Dalam upacara ini, masyarakat sekitar akan memberikan persembahan berupa hewan atau manusia. Namun, persembahan manusia nantinya akan diganti dengan boneka atau sejenisnya.
Upacara Saparan Bekakak Gamping terbagi dalam beberapa tahap yaitu midodareni bekakak, kirab, nyembelih, dan sugengan Ageng. Upacara ini bertujuan untuk menghormati arwah Kiai Wirosuto dan Istrinya.
Kiai Wirosutro sendiri merupakan hamba yang memayungi Sri Sultan Hamengkubuwono I. beliau bermukim di Gamping dan diyakini sebagai penduduk pertama di sana.
Bersih Desa Sendang Agung
sumber:correcto.id
Bersih Desa Sendang Agung merupakan upacara adat di Sleman yang bertujuan untuk meminta kesejahteraan dan keselamatan pada Tuhan.
Selain itu, upacara ini bertujuan untuk memelihara persatuan dan keutuhan masyarakat. Menjamin kebersihan, memberikan ketentraman, dan terhindar dari malapetaka.
Dalam penyelenggaraan Bersih Desa Sendang Agung, masyarakat diminta untuk menyiapkan goci dan sloki, padi satu unting, gamelan laras slendro, sampur, sesajian berupa tumpeng, nasi golong, ingkung “wiring kuning”, rokok cerutu, arak, dan kinang.
Sadranan Agung Pangeran Poeroeboyo
sumber:jogja-tv.blogspot.com
Upacara adat di Sleman ini diselenggarakan sebagai perwujudan rasa syukur pada Tuhan atas keberkahan hidup. Selain itu, Sadranan Agung Pangeran Poeroeboyo juga merupakan ritual pengiriman doa untuk para arwah.
Terdapat beberapa susunan ritual Sadranan Agung Pangeran Poeroeboyo. Di antaranya adalah doa bersama, tabur bunga, kenduri, gunungan apem, kirab jodang, pergelaran wayang dan atraksi kesenian.
Upacara Banjir Lahar
sumber:blogbudayaunisbank
Upacara adat di Sleman selanjutnya adalah Upacara Banjir Lahar. Ini merupakan upacara yang dilakukan dengan tujuan memohon perlindungan dan keselamatan.
Upacara Banjir Lahar biasanya digelar oleh masyarakat yang bermukim di tepi sungai di sekitar Gunung Merapi. Seperti halnya penduduk di Desa Sindumartani.
Dengan dilaksanakannya upacara ini, mereka berharap bahwa Sang Maujud Agung selalu melindungi desa dan area di sekitarnya dari marabahaya.
Becekan
sumber:krjogja.com
Upacara adat di Sleman ini juga disebut dengan Memetri Kali atau Dandan Kali. Biasanya, upacara ini dilakukan untuk meminta keberkahan dan hujan dengan memperbaiki atau memelihara lingkungan sungai.
Masyarakat di kelurahan Kepuharjo percaya bahwa dengan diadakannya Upacara Becekan, hujan akan turun dan kembali mengairi sungai.
Upacara Becekan dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu memetri sumur, Upacara Becekan di sungai Gendol, dan upacara khusus di masing-masing desa.
Tuk Sibedug
sumber:margodadisid.slemankab.go.id
Tuk Sibedug dilaksanakan demi melestarikan nilai-nilai kesenian dan kebudayaan agar tidak lekang oleh zaman. Upacara adat di Sleman yang satu ini biasanya diselenggarakan oleh warga Margodadi di hari Jimat Pahing pada bulan Maulud.
Ini juga merupakan bentuk apresiasi akan perjuangan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan ajaran Islam, khususnya di Pulau Jawa. Warga akan beriringan membawa gunungan makanan saat upacara adat ini.
Jika kamu sedang berada di Sleman, ini adalah waktu yang tepat untuk mengabadikan momen upacara adat tersebut. Kamu juga dapat memetik nilai-nilai yang tersimpan dalam setiap rangkaian upacara adat di Sleman.
Sumber : idn times jogja
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co