7 Tempat Wisata Religi Terbaik di Yogyakarta yang Harus Anda Kunjungi!. Gambar : akurat.co

7 Tempat Wisata Religi Terbaik di Yogyakarta yang Harus Anda Kunjungi!


7 Tempat Wisata Religi Terbaik di Yogyakarta yang Harus Anda Kunjungi!. Gambar : akurat.co
22 Maret 2024 12:27
22/03/2024
214
akurat.co

7 Tempat Wisata Religi Terbaik di Yogyakarta yang Harus Anda Kunjungi!

dijogja.co -

Berwisata ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak akan pernah habisnya tentang destinasi wisata yang menarik.

Wisatawan yang datang akan banyak yang kagum atas pesona tempat wisata yang tersedia.

Wisata bukan saja soal bersenang-senang, tetapi juga menambah pengalaman dan pengetahuan.

Mengunjungi tempat wisata tidak harus selalu di gunung atau pantai.Ada tempat-tempat khusus yang tersedia untuk menemukan keheningan dan energi spiritual dalam diri.

 

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta


sumber:bakpiakukustugu.co.id

Masjid Gedhe Kauman merupakan masjid utama dan terbesar di Yogyakarta.

Bangunan ini dibangun pada tahun 1773 oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu kraton pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsiteknya.

Masjid Gedhe Kauman terletak di sebelah barat Alun-Alun Utara Yogyakarta.

Masjid ini dibangun sebagai simbol agama Islam sebagai agama resmi dari Kraton Yogyakarta.

Gaya arsitektur Masjid Gedhe ini mewarisi gaya Masjid Demak.

Karakteristik utamanya ada di empat pilar utama yang dikenal dengan saka guru berbentuk tajug lambang teplok atau atap bersusun tiga.

Selain itu ciri khusus jika masjid ini merupakan milik Sultan yakni ada hiasan mahkota atau mustaka berbentuk bunga di puncak atap.

 

Masjid Agung Kotagede Yogyakarta


sumber:njogjaa.co.id

Masjid Agung Kotagede Yogyakarta merupakan masjid tertua di Kota Yogyakarta. Didirikan pada tahun 1589 oleh Ki Ageng Pemanahan.

Dahulu, sebelum Mataram Islam dipecah menjadi dua kerajaan, pusat pemerintahan berada di Kotagede.

Bangunan Masjid Gedhe Mataram dibagi menjadi beberapa bagian, yakni halaman, pagar keliling, masjid, dan makam.

Makam yang terdapat di Masjid Agung Kotagede hanyalah diperuntukkan bagi keluarga besar trah raja-raja Mataram Islam.

 

Masjid Syuhada


sumber:fb Masjid Syuhada

Masjid Syuhada di Jl I Dewa Nyoman Oka No. 13 Kotabaru, Gondokusuman Yogyakarta (Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta)

Wisata religi Jogja yang satu ini unik karena awalnya dibangun sebagai monumen penghormatan para syuhada tentara Islam yang gugur di peperangan kala itu.

Namun kemudian seiring keperluan kebutuhan tempat beribadah, monumen ini diubah menjadi masjid.

Terletak di Jalan I Dewa Nyoman Oka 13, Kotabaru, Yogyakarta, Masjid Syuhada memiliki banyak sekali keunikan dan fakta yang menarik.

Salah satunya adalah, banyak kalangan menilai jika Masjid Syuhada Kotabaru ini jadi pelopor desain masjid modern pertama di Indonesia.

 

Masjid Pathok Nagoro


sumber:wikipedia

Masjid Pathok Nagoro sebenarnya merupakan sebutan untuk lima masjid yang tersebar di beberapa wilayah kekuasaan Kraton Yogyakarta.

Masjid ini sebagai penanda wilayah kotaraja atau pusat pemerintahan. Adapun Masjid Pathok Nagoro terdiri dari :

a. Masjid Dongkelan: terletak di sisi barat daya kota yakni di Kauman, Dongkelan, Tirtonirmolo, Bantul.

Masjid Dongkelan ini berdiri berkat peran Kiai Syihabudin I yang berhasil mengusir pemberontakan Raden Mas Said dari wilayah Kraton Jogja setelah Perjanjian Giyanti. Atas jasanya itu, Sultan HB I menganugerahi Kiai Syihabudin I tanah perdikan dan memerintahkannya untuk mendirikan masjid. Kiai Syihabudin I pun diangkat menjadi Abdi Dalem Pathok Negara.

Masjid Dongkelan pun diperkirakan dibangun setelah Perjanjian Salatiga tahun 1757. Masjid Dongkelan beralamat di Kauman, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Bantul.

b. Masjid Babadan: terletak di sisi timur kota yakni di Kauman, Babadan, Banguntapan, Bantul.

Masjid ini dibangun pada 1774, pada masa pemerintahan Sri Sultan HB I.

Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), Babadan pernah direncanakan menjadi tempat gudang senjata untuk keperluan perang.

Oleh karena itu, masyarakat Babadan banyak yang pindah ke arah utara menuju Kentungan, termasuk memindahkan masjid Babadan.

Rencana Jepang untuk menjadikan Babadan sebagai pusat penyimpanan amunisi batal sehingga masyarakat kembali ke Babadan dan membangun masjidnya lagi.

Untuk menuju ke Masjid Babadan kamu bisa mencarinya di Kampung Kauman Babadan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul.

c. Masjid Wonokromo: terletak di sisi selatan kota yakni di Wonokromo, Plered, Bantul.

Masjid Wonokromo ini merupakan satu-satunya masjid yang semula tidak berstatus Pathok Negara. Sebab, masjid ini merupakan perluasan dari Masjid Babadan.

Masjid Wonokromo didirikan di Desa Wonokromo, sebuah desa perdikan yang diberikan Sultan HB I kepada Kiai Haji Muhammad Fakih atau Kiai Welit.

Kiai Haji Muhammad Fakih adalah guru sekaligus kakak ipar Sultan Hamengku Buwana I.

Perlu kamu tahu, Masjid Wonokromo ini tidak didirikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I.

Pembangunannya berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IV. Kamu bisa mengunjungi Masjid Wonokromo di Desa Wonokromo, Kecamatan Plered, Bantul.

d. Masjid Mlangi: terletak di sisi barat laut berada kota di Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman.

Masjid Mlangi dibangun pada tahun 1723 atau sebelum Kasultanan Jogja berdiri. Penetapan Masjid Mlangi sebagai masjid Pathok Negara dan Desa Mlangi sebagai desa perdikan merupakan penghargaan Sultan HB I terhadap Raden Sandiyo atau Kiai Nur Iman sebagai kakaknya.

Di kompleks Masjid Mlangi kamu juga bisa berziarah ke makam patih pertama Kraton Jogja yaitu Patih Danureja I yang meninggal pada 1799.

Masjid Mlangi sekarang terletak di Dusun Mlangi, Desa Nogotirto, Gamping, Sleman dan dikenal sebagai Masjid Jami' Mlangi.

e. Masjid Ploso Kuning terletak di : terletak di sisi utara kota yakni di Ploso Kuning, Ngaglik, Sleman.

Masjid Ploso Kuning diperkirakan dibangun setelah tahun 1724. Sejarah pendiriannya berkaitan erat dengan Kiai Mursodo (putra Kiai Nur Iman). Masjid Ploso Kuning terletak di Dusun Ploso Kuning, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman.

 

Gereja Ganjuran


sumber:tabloidmitra.com

Gereja Ganjuran berlokasi di Jalan Ganjuran, Jogodayoh, Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul.

Gereja ini merupakan gereja Katolik pertama yang didirikan di Bantul oleh keluarga Schmutzer. Gereja ini dibangun pada tahun 1924.

Di kompleks gereja ada candi bernuansa Hindu, Buddha, dan Jawa.

Perlu kamu tahu, altar dan patung Hati Kudus Yesus bergaya Jawa ini mendapat persetujuan dari Tahta Suci Vatikan, sedangkan untuk bangunan gereja masih bergaya Belanda.

Candi Ganjuran ini dibangun pada 1927 oleh Schmutzer bersaudara.

Kala itu candi ini dibangun karena pabrik gula miliknya (Gondanglipuro) bisa bertahan dari krisis keuangan yang melanda dunia.

Selain itu, pembangunan candi juga menjadi wujud syukur bagi daerah tersebut yang selama bertahun-tahun menderita kekurangan

 

Kelenteng Gondomanan


sumber:wikipedia

Kelenteng Fuk Ling Miau yang sering disebut sebagai Kelenteng Gondomanan ini dibangun pada 1846 oleh masyarakat China di Jogja. Kelenteng ini dibangun di tanah milik De Chinese Bevolhing.

Mengutip situs BPCB DIY, nama kelenteng ini berasal dari tiga suku kata yakni Miau yang berarti kelenteng, Fuk yang bermakna berkah, dan Ling yang berarti tak terhingga.

Dengan kata lain kelenteng ini bermakna kelenteng penuh berkah yang tak terhingga.

Ciri yang menonjol dari kelenteng ini yakni adanya dua patung naga bertengger di bubungan atapnya. Kedua patung naga itu saling berhadapan.

Masing-masing berpose membuka mulut, mengangkat ekor tegak lurus ke atas dan menatap tajam pada sebuah bola api/mutiara yang berada di tengah keduanya.

Kelenteng Gondomanan resmi berstatus cagar budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.25/PW.007/MKP/2007.

Kelenteng yang digunakan sebagai tempat ibadah umat Konghucu dan Buddha ini berada di Jalan Brigjen Katamso No 3, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta.

 

Pura Vaikuntha Vyomantara


sumber:fb Ngenteg Linggih Pura Vaikuntha Vyomantara Yogyakarta

Pura Vaikuntha Vyomantara ini berada di kompleks Lanud Adisutjipto Jogja. Lokasi pura ini berada di lahan 5.000 meter persegi dan berdampingan dengan Gereja Kristen Protestan dan masjid di kompleks Lanud.

Peresmian Kori Agung Pura Vaikuntha Vyomantara ini dilakukan Marsekal Ida Bagus Putu Duni yang menjabat sebagai KSAU kala itu pada 2014 silam.

Kori Agung adalah bagian bangunan dalam Pura yang merupakan pintu masuk dan batas wilayah antara jaba tengah (Madya Mandala) dengan jeroan (Utama Mandala).

Tidak setiap orang bebas leluasa melainkan masuk satu persatu, maksudnya agar mereka yang masuk ke dalam jeroan atau (Utama Mandala) benar-benar orang yang satu antara bayu (tenaganya), sabha (perkataannya), idep (pikirannya), dan bulat tertuju hanya untuk memuja Tuhan.

Sumber : tribunjogja.com

Iklan

Jasa Pembuatan Website Jogja
Pasang Iklan Gratis

Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co