Temuan Arca dan Struktur Bangunan Candi di Situs Palgading, Sleman

Situs Palgading, yang terletak di Dusun Palgading, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dikenal sejak zaman pemerintahan Belanda. Menurut keterangan dari Kepala Dusun Palgading, ada dokumen yang mengungkapkan bahwa di situs ini pernah dilakukan rekonstruksi percobaan berupa stupa pada tahun 1925. Nama pemilik tanah yang tercantum dalam dokumen adalah Mbah Sodimejo. Namun, saat ini rekonstruksi percobaan tersebut tidak dapat ditemukan lagi. Situs Palgading baru terungkap kembali setelah ada temuan Arca Avalokitesvara dan beberapa batu komponen bangunan. Arca ini ditemukan pada 21 Mei 2006 oleh Slamet Sugiarto. Ada juga temuan berupa Arca Akshobya, arca singa, arca kera, serta pinakel-pinakel kecil di pekarangan milik Dakim Dawami Oyakahono yang terletak sekitar 100 meter di sisi barat lahan situs. Meskipun beberapa temuan tersebut bukan merupakan temuan insitu, tetapi menunjukkan kekuatan potensi arkeologis di Dusun Palgading.

Situs Palgading ternyata merupakan situs kepurbakalaan yang berlatar belakang agama Buddha. Hal itu didasarkan pada hasil temuan beberapa komponen batu penyusun candi, komponen stupa, serta temuan arca Buddha Avalokitesvara dan Aksobya. Dalam rangka untuk pengamanan dan perlindungan situs serta mengumpulkan data sebanyak mungkin mengenai temuan tersebut, dilakukan ekskavasi. Ekskavasi penyelamatan tahap I pada tahun 2006 berhasil menemukan beberapa struktur berbentuk stupa sebagai pelengkap kelompok percandian dan beberapa struktur bangunan candi serta batu-batu bagian kaki, tubuh, dan atap candi. Sementara itu, ekskavasi penyelamatan tahap II pada tahun 2008 berhasil menemukan sebuah candi yang menghadap ke barat. Candi tersebut diduga kuat merupakan tempat pemujaan Avalokitesvara, salah satu Dhyani Bodhisattwa dalam agama Buddha. Hasil ekskavasi I dan II berhasil menemukan tiga bangunan candi di situs ini, yaitu bangunan candi di bagian utara, bagian tengah, dan bagian selatan dengan jarak antara satu candi dengan candi lainnya sekitar 1,5-2 meter. Ketiga candi tersebut menghadap ke arah barat.