Basa walikan adalah bahasa gaul anak muda Jogja pada dekade 1990-an. Beberapa kata di basa walikan masih eksis hingga saat ini. Namun, banyak juga yang sudah tidak dituturkan.
Sugeng, warga Ngampilan, Jogja, mengatakan basa walikan mulai popoler pada akhir 1980-an. “Saat itu saya masih SMP,” kata Sugeng.
Dia dan teman-teman sepergaulannya banyak menggunakan basa walikan dalam percakapan sehari-hari. Sugeng biasa memakai kata dab untuk saling menyapa. Dab berarti mas dalam basa walikan Jogja.
Bahasa walikan menggunakan rumus dengan membalikkan huruf. Dasarnya aksara Jawa Hanacaraka atau sistem abjad orang Jawa.
“Cara membuatnya dengan menukar aksara [Jawa], baris pertama menjadi baris ketiga, dan baris kedua menjadi baris keempat, dan sebaliknya,” demikian penjelasan akun Twitter Paniradya Kaistimewan beberapa waktu lalu.
Dalam aksara Jawa, baris pertama terdiri dari ha, na, ca, ra, ka; baris kedua da, ta, sa, wa, la; baris ketiga pa, dha, ja, ya, nya; baris keempat ma, ga, ba, tha, nga.
Dengan demikian, setiap aksara punya pasangan masing-masing untuk bisa saling ditukar, yakni ha-pa, na-dha, ca-ja, ra-ya, ka-nya, da-ma, ta-ga, sa-ba, wa-tha, dan la-nga.
Basa walikan banyak dipakai hingga pertengahan 1990-an dan kini tidak lagi populer sebagai bahasa gaul. Namun, beberapa kata masih dipakai. Dab adalah warisan basa walikan yang masih sering dituturkan sampai sekarang.
Warisan lain dari basa walikan yang paling terkenal adalah dagadu. Sekarang, Dagadu dikenal sebagai merek kaus ternama di Jogja. Dagadu berasal dari kata matamu dalam bawa walikan. Simbol merek Dagadu adalah mata.
Selain dua dagadu dan dab, masih ada banyak kata di basa walikan yang dahulu sangat sering dituturkan. Berikut daftar 10 kata dalam basa walikan yang dahulu sering dipakai sebagai bahasa gaul Jogja.
1. Dab
Dab berarti mas. Biasa dituturkan oleh cowok kepada teman sebaya mereka. Dab masih eksis sampai sekarang, bahkan kemudian sering dipakai dengan menambahkan artinya. Tak sedikit anak muda memanggil teman mereka dengan, masdab.
2. Lodse
Lodse berarti ngombe atau minum. Lodse biasanya diucapkan orang saat haus, namun lebih sering diucapkan sebagai eufemisme atau ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yakni minum minuman keras.
3. Dasun
Dasun erat kaitannya dengan lodse karena setelah lodse, biasanya orang menjadi dasun alias mabuk.
4. Dugap
Dugap juga menjadi turunan kata lodse dan dasun. Jika kebanyakan menenggak minuman beralkohol alias dasun berat, kita akan dugap atau muntah.
5. Daladh
Daladh adalah kata yang berarti mangan atau makan.
6. Sahany
Sahany, biasa diucapkan dengan sahan, artinya bapak.
7. Pisu
Pisu adalah pasangan bapak, artinya ibu. Sahany dan pisu banyak dipakai anak muda Jogja ketika membicarakan ayah dan ibu mereka.
8. Poya haha
Poya haha adalah frasa dalam basa walikan yang biasa diucapkan seseorang untuk menyatakan dirinya baik-baik saja. Poya haha artinya ora papa atau tidak apa-apa.
9. Dagadu
Tak perlu banyak penjelasan untuk arti dagadu karena ini sudah menjadi merek fesyen asal Jogja dengan lambang mata.
10. Jape methe
Jape methe dipakai untuk menyebut orang yang berada di lingkaran atau circle kita. Jape methe berarti cahe dewe atau teman kita sendiri.
Sumber : harianjogja
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co