K.H. Ahmad Dahlan dan Kampung Kauman: Sejarah, Warisan, dan Wisata Religi. Gambar : raskita.com

K.H. Ahmad Dahlan dan Kampung Kauman: Sejarah, Warisan, dan Wisata Religi


K.H. Ahmad Dahlan dan Kampung Kauman: Sejarah, Warisan, dan Wisata Religi. Gambar : raskita.com
09 September 2024 11:20
09/09/2024
57
raskita.com

K.H. Ahmad Dahlan dan Kampung Kauman: Sejarah, Warisan, dan Wisata Religi

dijogja.co -

Kiai Haji Ahmad Dahlan atau KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada 1 Agustus 1886. Kampung Kauman, selain menjadi tempat kelahiran Pahlawan Kebangkitan Nasional ini, juga ditetapkan sebagai Desa Wisata oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Bagaimana sejarah Kampung Kauman?

Kauman adalah sebuah kampung yang terletak di kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, Yogyakarta. Kampung ini berada di selatan Malioboro dan utara Kraton Yogyakarta. Bagian timur kampung dibatasi oleh Jalan Pekapalan dan Jalan Pangurakan, sedangkan bagian baratnya dibatasi oleh Jalan Nyai Ahmad Dahlan, yang sebelumnya dikenal sebagai Jalan Gerjen.

Bagian utara kampung ini dibatasi oleh Jalan K.H.A. Dahlan, dan bagian selatannya oleh tembok benteng Keraton Yogyakarta. Dari Kraton Kasultanan Yogyakarta, kampung ini bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 10 menit, sementara dari Jalan Malioboro, dibutuhkan sekitar 15 menit berjalan kaki.

Sejarah Kampung Kauman

Sumber: id.m.wikipedia.org

Dilansir dari surakarta.go.id, sejarah Kampung Kauman tidak saja dikenal sebagai kampung batik, seperti yang dikenal saat ini. Kauman juga sangat dikenal sebagai salah satu wilayah syiar agama Islam yang cukup tua. 

Kampung Kauman menawarkan berbagai tujuan wisata bagi wisatawan. Di sini wisatawan akan disuguhkan dengan bangunan Masjid Gedhe Kauman yang masih nampak kokoh dan indah. Keunikan Masjid Gedhe ini adalah masih konsisten dengan arah kiblat yang ditentukan oleh KHA Dahlan. 

Jejak kejayaan Islam dapat dilihat dari banyaknya rumah ibadah tua seperti masjid, langgar, dan musala yang tersebar di gang-gang sempit Kampung Kauman. Selain itu, Pondok Pesantren (Ponpes) yang masih ada hingga kini juga menunjukkan keberadaan agama Islam yang kuat di daerah ini. Dulu, Kauman dikenal sebagai Kampung Santri dengan banyak Ponpes, meskipun saat ini hanya beberapa yang tersisa.

Menurut Budi Raharjo, marbot Langgar Trayeman, Ponpes yang berdiri di Langgar Trayeman pada 80-an kini tidak lagi berfungsi karena banyak pengurusnya yang meninggal. Langgar Trayeman sendiri didirikan bersamaan dengan Masjid Agung Surakarta pada masa Paku Buwono III (1763-1788).

Langgar Trayeman masih memiliki empat pilar kayu jati yang kuat dan atap jati yang kokoh, dengan desain interior yang mirip Masjid Agung Surakarta. Seiring dengan pembangunan Masjid Agung, Kampung Kauman mulai berkembang sebagai pemukiman yang dihuni oleh kerabat keraton. Mereka, bersama para ulama, hidup di tanah pemberian keraton dan mendirikan berbagai tempat ibadah, sehingga menjadikan Kauman terkenal sebagai pusat penyebaran agama Islam.

Mengubah arah kiblat Masjid Gedhe Kauman pada masa itu tentu tidaklah mudah. Dengan teknologi yang belum secanggih saat ini, KHA Dahlan berhasil mengarahkan kiblat masjid yang sebenarnya, yakni menghadap kiblat, bukan barat, berkat kecerdasan dan keberaniannya. Wisatawan juga dapat mengelilingi Masjid Gedhe Kauman dan melihat rumah-rumah kuno serta merasakan suasana tempo dulu.

Menurut indonesia.go.id, wisatawan juga bisa mengikuti jejak sejarah dengan melihat atau bertanya kepada penduduk setempat tentang berdirinya Muhammadiyah dan perjuangan KHA Dahlan sebagai Sang Pencerah. Salah satu bangunan yang menjadi saksi perjuangan KHA Dahlan dalam berdakwah di Kauman adalah Langgar Kidoel Hadji Ahmad Dahlan.

Langgar Kidoel terletak tepat di depan rumah KHA Dahlan, tempat di mana ia melakukan banyak aktivitas sehari-hari, terutama berinteraksi dan mengajar murid-muridnya. Langgar ini didirikan sekitar 1800-an setelah KH Ahmad Dahlan menikah. Meski sempat dirobohkan karena banyak penduduk Kauman yang belum menerima ajarannya, langgar ini dibangun kembali dengan dukungan saudara-saudaranya yang menginginkan KH Ahmad Dahlan tetap tinggal di Kauman dan terus menyebarkan ajaran Islam.

Bulan Ramadan di Kampung Kauman

Sumber: Pidjar.com

Dilansir dari pariwisata.jogjakota.go.id,Selama bulan Ramadhan, Kampung Wisata Kauman ramai dikunjungi wisatawan domestik dari berbagai daerah karena adanya wisata religi yang terintegrasi dengan agenda yang telah diprogramkan oleh Takmir Masjid Gedhe Kauman. Selain itu, tersedia juga paket napak tilas yang menelusuri perjalanan syiar agama Islam yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Nyi Ahmad Dahlan melalui paket Ramadhan di Kauman.

Di Kampung Wisata Kauman, selama bulan Ramadhan diselenggarakan Pasar Ramadhan yang menawarkan berbagai jajanan seperti kicak dan lainnya. Pasar Ramadhan ini berlangsung di sepanjang lorong-lorong Kampung Kauman serta di sekitar jalan protokol KH Ahmad Dahlan dan Jalan Nyi. Ahmad Dahlan, dimulai pukul 15.00 WIB hingga menjelang maghrib.

Sumber: TravelTempo

Iklan

Jasa Pembuatan Website Jogja
Pasang Iklan Gratis

Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co