Covid-19 di DIY Tidak Terbendung, Sultan: Satu-Satunya Cara ya Lockdown Totally!. Gambar : Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: suara

Covid-19 di DIY Tidak Terbendung, Sultan: Satu-Satunya Cara ya Lockdown Totally!


Covid-19 di DIY Tidak Terbendung, Sultan: Satu-Satunya Cara ya Lockdown Totally!. Gambar : Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: suara
19 Juni 2021 14:18
19/06/2021
520
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: suara

Covid-19 di DIY Tidak Terbendung, Sultan: Satu-Satunya Cara ya Lockdown Totally!

dijogja.co -

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai tidak ada cara yang lebih tepat selain karantina wilayah atau lockdown secara total ketika pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro tak cukup menanggulangi masifnya penyebaran Covid-19.

Sultan menyebut, PPKM berbasis mikro didesain membatasi kegiatan masyarakat dari tingkat terkecil, yakni RT dan RW. Namun dirinya melihat kebijakan ini belum mampu mengendalikan penyebaran Covid-19 di DIY.

Buktinya, kasus harian Covid-19 di DIY justru melonjak sepekan ini. Bahkan mencapai rekor tertingginya pada 16 dan 17 Juni 2021 kemarin dengan total penambahan melebihi 1.000 kasus.

"Kalau gagal kurang apa lagi? Kita belum tentu bisa cari jalan keluar. Satu-satunya cara ya lockdown totally," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (18/6).

"Kita kan sudah PPKM mikro, ini kan sudah bicara nangani di RT/RW, pedukuhan, kalau itu gagal mobilitasnya seperti ini kalau weekend ya terus mau apa lagi, ya lockdown," sambung dia menegaskan.

Sultan menyadari kenaikan angka kasus terjadi secara global. Tidak hanya di Indonesia atau DIY saja.

"Saya nggak ngerti ini. Kenapa, tidak hanya kita. Malaysia lockdown, Singapura lockdown, jadi mungkin grafiknya memang fluktuatif, tidak ada peak," tuturnya.

Terlepas dari itu, Sultan beranggapan kunci pencegahan penyebaran Covid-19 tak lain adalah menegakkan protokol kesehatan.

Ditambah kebijakan PPKM mikro terbaru di DIY dengan strategi lebih mengetatkan pengawasan dan perizinan kegiatan masyarakat.

Pengawasan yang lebih diperketat ini dirasa Sultan perlu. Mengingat kini tren penularan cenderung terjadi antar anggota keluarga dan tetangga.

"Menyelenggarakan aktivitas masyarakat (izin dan pengawasan) tidak cukup keputusan kelurahan. Harus kapanewon (kecamatan) juga ikut. Dengan harapan makin ketat. Tapi kalau tembus lagi kurang apa lagi. Kita kan jadi sulit selama masyarkat sendiri tidak mengapresiasi dirinya sendiri untuk disiplin," imbuhnya.

Selengkapnya baca cnnindonesia

Virus yang kita hadapi saat ini sudah berbeda dari generasi pertama, ketika corona muncul akhir 2019 lalu. Tiga varian yang telah ditemukan adalah Aplpha atau B.1.1.7, Beta atau B.1.351, dan Delta B.1.617.2. Disebutkan jika varian Delta lebih berbahaya dan mudah menular. Virus corona memang merupakan materi genetik yang akan terus bermutasi. Sehingga belum saatnya kita lalai dan abai. Dampak dari varian baru dan kendornya kewaspadaan menimbulkan lonjakan kasus yang tinggi. "Karena kita kan sudah bicara mengontrol di RT/RW, kalau gagal arep ngopo meneh (mau apa lagi). Kita belum tentu bisa mencari jalan keluar, satu-satunya cara ya lockdown, totally," ungkap Ngarso Ndalem. Lockdown menjadi wacana yang akan dilakukan jika situasi semakin memburuk. Ditandai dengan terus meningkatnya kasus positif dan ketersediaan bed rumah sakit semakin menipis. "Kita (pemerintah) kan jadi sulit selama masyarakat sendiri tidak mengapresiasi dirinya sendiri untuk disiplin. Ya kita memang harus punya kemampuan untuk mendisiplinkan diri. Kalau tidak ya begini terus," lanjut beliau. Menjaga kesehatan adalah juga tanggung jawab diri sendiri. Sembari pemerintah terus pengupayakan solusi. Mari kembali waspada dan semoga corona segera mereda. #SriSultanHBX #GubernurDIY #PemdaDIY #JogjaBisa #JogjaElingLanWaspada

Dikirim oleh Humas Pemda DIY pada Jumat, 18 Juni 2021

Iklan

Jasa Pembuatan Website Jogja
Pasang Iklan Gratis

Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co