Gedung eks Bioskop Indra di Jalan Malioboro Jogja kini sudah berubah bentuk dan nama menjadi Teras Malioboro. Gedung ini akan menampung sekitar 2000-an pedagang kaki lima (PKL) Malioboro yang direlokasi dari tempat mereka berjualan saat ini yakni jalur pedestrian.
Bila menggali asal-usulnya, Bioskop Indra ternyata punya sejarah panjang sejak zaman Belanda. Bioskop peninggalan zaman penjajahan ini ternyata merupakan bioskop tua pertama yang berdiri di Jogja yakni pada tahun 1916 atau abad ke-20.
Bioskop Indra. Foto: KITLV. C. 1935
Bioskop Indra merupakan bioskop pertama yang ada di Kota Yogyakarta. Letaknya di pinggir Jalan Margamulya atau berada berhadapan dengan Pasar Beringharja. Bioskop ini berdiri pada tahun 1916 dengan nama Al Hambra. Bioskop ini didirikan oleh Nederlandsch Indische Bioscoop Exploitatie Maatschapij. Bioskop Al Hambra terdiri atas dua gedung dengan dua kelas yang berbeda, yaitu Al Hambra dan Mascot. Al Hambra diperuntukkan untuk kelas sosial tinggi, yaitu Eropa, pengusaha Tionghoa, dan bangsawan Keraton, sedangkan Mascot untuk kelas sosial pribumi yang saat itu masih dipandang rendah.
Setelah Indonesia merdeka, bioskop Al Hambra berganti nama menjadi Indra yang merupakan kepanjangan dari nama Indonesia Raya. Sejak tahun 1983, manajemen bioskop Indra dan bioskop Permata yang terletak di Jalan Sultan Agung beralih ke NV. PERFEBI, singkatan dari Peredaran Film dan Eksploitasi Bioskop Indonesia. NV. PERFEBI merupakan perusahaan yang menguasai lima belas bioskop yang tersebar di Yogyakarta, Banjar, Purbalingga, Wonosobo, Temanggung, dan beberapa kota lain di Jawa Tengah. Seiring dengan surutnya aktivitas bisnis perfilman di Kota Yogyakarta, maka bioskop Indra tidak beroperasi dan akhirnya aset tanahnya diambil alih oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co