Jamu cekok masih dianggap manjur bagi masyarakat Jawa khususnya Jogja untuk mengobati anak-anak yang susah makan. Namun bagi anak-anak, warung jamu cekok dianggap sebagai tempat yang paling menakutkan.
Bagaimana tidak? Anak-anak yang datang ke sini akan diberi ramuan dari empon-empon seperti puyang, jahe, kunyit, temulawak, temu ireng, hingga temu giring. Rasanya jelas pahit sehingga membuat anak-anak enggan meminum ramuan ini.
Anak-anak yang susah makan dibawa ke warung jamu cekok untuk dicekoki. Disebut jamu cekok karena proses pemberian jamu dengan cara dicekokkan. Ramuan jamu ditaruh di sebuah kain yang bersih, kemudian diperas dan perasannya dicekokkan atau diminumkan pada anak-anak.
Tukang jamu akan memangku dan memegang kedua tangan si anak. Dalam istilah Jawa, memegang tangan seperti ini disebut mithing agar anak tidak bergerak dan berontak. Kemudian mulut anak dibuka dan diberi ramuan itu.
Demi doyan makan, anak-anak harus menghadapi kengerian dari rasa pahit jamu ini. Selain agar doyan makan, jamu cekok biasanya juga membantu menurunkan demam dan batuk anak.
Di Jogja terdapat pusat jamu cekok yang terkenal sejak lama. Lokasinya berada di barat Purawisata, tepatnya di Jalan Brigjen Katamso 132 Jogja.
Selengkapnya Baca: HarianJogja
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co