Candi Kedulan Yogyakarta
Candi Kedulan Yogyakarta
Pada tanggal 15 hingga 24 November 1993, Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan jurusan arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada melakukan kegiatan ekskavasi penyelamatan pertama di Candi Kedulan. Tujuan dari ekskavasi ini adalah untuk menyelamatkan data arkeologi dan menampakkan data arkeologi yang masih terpendam di dalam tanah. Dalam kegiatan ekskavasi ini, ditemukan beberapa fakta tentang Candi Kedulan, antara lain bahwa candi ini merupakan bangunan candi yang berlatar belakang agama Hindu, menghadap ke arah timur, dan memiliki denah tubuh candi berbentuk persegi berukuran 4 x 4 meter.
Berdasarkan hasil rekonstruksi, Candi Kedulan terdiri dari satu candi induk yang menghadap ke arah timur dan tiga candi perwara di sisi timur candi induk. Dalam ekskavasi, ditemukan benda-benda seperti Lingga-Yoni, arca Durga Mahisasuramardini, arca Nandiswara, arca Mahakala, arca Ganesha, dan arca Agastya yang diinterpretasikan berasosiasi dengan candi induk. Selain itu, juga ditemukan arca Nandi, dua buah padmasana, dan lingga-yoni yang diduga bagian dari candi perwara.
Candi induk sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Bagian kaki candi berdenah persegi berukuran 12,05 x 12,05 meter dan tinggi 2,72 meter dengan penampil di sisi timur yang berfungsi sebagai tangga masuk. Pada bagian pipi tangga terdapat hiasan makara, serta memiliki selasar yang dikelilingi pagar langkan. Bagian tubuh candi berukuran lebih kecil daripada bagian kaki candi, yaitu 4 x 4 meter dan tinggi 2,6 meter. Di dalam tubuh candi terdapat bilik yang di dalamnya ditempatkan lingga dan yoni, serta terdapat relung yang berisi arca Mahakala dan arca Nandiswara. Pada dinding tubuh candi terdapat relung di setiap sisinya, kecuali pada sisi timur yang merupakan pintu masuk ke dalam bilik.
Sampai saat ini, belum ditemukan bukti tertulis yang menerangkan tentang sejarah pendirian Candi Kedulan. Namun, terdapat dua buah prasasti yang ditemukan pada tahun 2002 yaitu prasasti Sumuņdul dan prasasti Pananggaran, bertuliskan huruf serta bahasa Jawa Kuna berangka tahun 791 Saka (869 M). Kedua prasasti tersebut menceritakan tentang adanya sebuah dawuhan (dam) yang digunakan oleh masyarakat dari dua desa yakni Pananggaran dan Parhyangan, serta adanya bangunan candi yang didirikan di dekat dawuhan tersebut.
Candi Kedulan Yogyakarta menyediakan beberapa fasilitas pendukung bagi pengunjung. Area parkir tersedia di tempat ini, dan tidak dikenakan biaya karcis untuk masuk. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak ada toilet, mushola, atau warung di area Candi Kedulan. Oleh karena itu, para pengunjung disarankan untuk mempersiapkan kebutuhan mereka sebelum berkunjung ke tempat ini. Meskipun demikian, keindahan candi dan suasana sekitar akan menjadi pengganti yang sempurna untuk fasilitas yang tidak tersedia.
Kedulan, Tirtomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
Taman wisata Candi Kedulan Yogyakarta ini buka setiap hari
Harga tiket masuk Candi Kedulan Yogyakarta 2023: Tidak ada
Untuk menuju ke Candi Kedulan di Yogyakarta, Anda dapat mengikuti rute yang mudah diakses. Pertama, dari Yogyakarta ikuti Jl. Jogja - Solo hingga mencapai sebuah pertigaan traffic light yang berada dekat dengan bengkel Suzuki dan Candi Kalasan. Kemudian, belok ke arah kiri atau utara di pertigaan tersebut dan lanjutkan perjalanan sekitar 10 menit hingga Anda menemukan sebuah perempatan. Belok kiri atau arah barat di perempatan tersebut dan beberapa meter kemudian, di sebelah kanan jalan, akan terdapat bangunan yang berisi pompa air. Setelah sampai di bangunan tersebut, turun dari kendaraan dan jalan sekitar 10 meter ke arah selatan. Di situ, Anda akan menemukan sebuah lembah yang di dalamnya terdapat onggokan batu-batu candi. Itulah Candi Kedulan yang memiliki sejarah dan keunikan tersendiri.
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co