Malioboro
Malioboro
Anda pasti tahu Jalan Malioboro di Jogja yang menjadi jalan paling terkenal di seluruh Indonesia. Jalan ini memiliki nilai filosofis dan sejarah yang sangat kuat, dan dikenal sebagai penggerak utama nadi Yogyakarta sejak didirikannya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat. Meskipun namanya terkesan modern, sebenarnya Malioboro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga. Nama ini juga dikaitkan dengan Marlborough, seorang kolonial Inggris yang tinggal di kawasan Malioboro pada tahun 1811-1816.
Jalan Malioboro memang menjadi pusat nadi kehidupan masyarakat Yogyakarta sejak dahulu. Jalan ini dibangun tepat di garis sumbu imajiner Gunung Merapi – Kraton Yogyakarta – Pantai Selatan Jawa, sehingga menjadi jalan utama di kawasan Yogyakarta. Kawasan ini mulai berkembang sejak didirikannya kompleks kantor Kepatihan pada era jaman Kraton Yogyakarta dengan Patih Danurejo. Kantor ini kini menjadi Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jalan Malioboro juga berkembang pada masa kolonisasi pada sekitar tahun 1790, saat didirikan Kantor Gubernur Belanda yang kini menjadi Istana Negara dan Benteng Vendeburg di ujung selatan Jalan Malioboro. Banyak pedagang dari Negeri Tionghoa yang masuk ke kawasan ini, sehingga semakin ramai dengan masyarakat yang berbondong-bondong ke tempat ini setiap harinya.
Pada awalnya, Jalan Malioboro adalah jalan dua arah. Namun, karena kepadatan lalu lintas yang semakin tak terbendung, pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 1980 mengubahnya menjadi satu lajur yang mengarah ke selatan, dimulai dari pertigaan di sebelah rel kereta api Stasiun Tugu Yogyakarta.
Di Jalan Malioboro juga terdapat hotel tertua dan terbesar di Yogyakarta, yaitu Hotel Garuda, yang terletak di ujung utara Jalan Malioboro. Di masa kolonial Belanda, hotel ini menjadi tempat favorit untuk menginap.
Saat ini, Jalan Malioboro telah banyak berubah, dan wajahnya menjadi segar dan cantik dengan dikembalikannya fungsi pedestrian, sehingga para wisatawan sangat nyaman untuk berjalan di sepanjang jalan ini. Di area pedestrian Jalan Malioboro, terdapat batu marmer yang mewah dengan tanaman hijau di sepanjang jalan, dan kawasan ini ditata dengan baik untuk kawasan wisata. Pada sore hingga malam hari, tempat duduk di Jalan Malioboro dipenuhi oleh para wisatawan yang ingin melihat suasana Malioboro yang sangat khas dengan lampu jalan yang memiliki desain unik khas Jawa. Jika Anda ingin membeli oleh-oleh maupun kenangan dari Yogyakarta, maka Jalan Malioboro adalah tempat yang tepat untuk mengunjungi.
Malioboro, sebuah kawasan wisata di Yogyakarta, Indonesia, memiliki beragam fasilitas pendukung bagi para pengunjungnya. Terdapat toilet umum, tempat sampah, dan pedestrian yang nyaman dan aman untuk dilalui. Selain itu, tersedia juga tempat duduk yang dapat digunakan untuk bersantai dan menikmati keindahan Malioboro, serta taman yang menjadi oase di tengah hiruk-pikuk kota.
Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55271
Malioboro ini buka 24 jam setiap hari
Harga tiket masuk Malioboro 2022: Tidak ada
Anda dapat mencapai Jalan Malioboro melalui beberapa rute yang berbeda. Namun, salah satu cara paling mudah adalah dengan menggunakan Kereta Api dan turun di Stasiun Tugu Yogyakarta. Setelah tiba di stasiun, keluarlah melalui pintu utama yang terletak di sisi timur. Setelah keluar dari stasiun, Anda cukup berjalan kaki dan menyeberang rel kereta api, maka Anda akan sampai di kawasan Malioboro.
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co