Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 diperingati setiap tahun. Antara lain bentuknya dalam upacara pengibaran bendera merah putih. Tahun ini memasuki peringatan ke-77.
Upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI kali pertama dilakukan di Yogyakarta.
Dikutip suaramerdeka-muria.com dari Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga nomor 65 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka disebutkan bahwa pertempuran, aksi teror dan intimidasi yang dilakukan penjajah Belanda semakin meningkat pasca Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Karena itu, setelah Proklamasi, bukan berarti perjuangan usai. Apalagi Belanda masih ingin tetap mengusai Indonesia.
Pada 4 Januari 1946 situasi Jakarta sangat genting.
Presiden dan Wakil Presiden RI meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan menggunakan kereta api.
Bendera pusaka turut dibawa dan dimasukan dalam koper pribadi Presiden Soekarno. Selanjutnya, ibu kota Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Foto : anri.sikn.go.id
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI 1946, Presiden Soekarno memanggil salah satu ajudannya yaitu Mayor (L) Hussein Mutahar.
Nama lengkapnya adalah Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar atau dikenal dengan nama H Mutahar.
Dia lahir di Semarang, Jawa Tengah, 5 Agustus 1916. H Mutahar dikenal pula sebagai pencipta lagu-lagu perjuangan.
Presiden Soekarno memberikan tugas kepada Mayor (L) Hussein Mutahar untuk menyiapkan upacara kenegaraan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1946 di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.
Mayor (L) Mutahar berpikir keras untuk mewujudkan upacara peringatan Kemerdekaan RI seperti yang dimaksud Bung Karno.
Mayor (L) Hussein Mutahar kemudian berpikir bahwa untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa, pengibaran Bendera Pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia.
Namun, dalam situasi darurat ketika itu, pemikiran tersebut sulit diwujudkan.
Dia pun mendapat ide, setidaknya ada lima orang pemuda pemudi yang akan menjadi petugas pengibar bendera pusaka.
Kemudian dia menunjuk lima orang pemuda terdiri dari tiga orang putri dan dua orang putra sebagai perwakilan daerah yang berada di Yogyakarta untuk melaksanakan pengibaran Bendera Pusaka para peringatan HUT Kemerdekaan RI ketika itu.
Ditunjukan lima orang itu sekaligus melambangkan lima sila dasar negara yakni Pancasila.
Tak hanya itu, Bhinneka Tunggal Ika yang bisa mewakili seluruh keragaman berbagai elemen bangsa Indonesia tercermin dalam penunjukan lima orang tersebut.
Sejarah itupun kemudian menjadi bagian dari sejarah lahirnya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Sumber Artikel : suaramerdeka.com | Sumber Gambar : anri.sikn.go.id
Iklan
Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co